Notification

×

Terkait Kematian SB di Kupang, Ini Penjelasan Enjel Katoda

Jumat, 25 November 2022 | November 25, 2022 WIB Last Updated 2022-11-26T15:01:43Z
Enjel Katoda (EK), dok pribadi.
Kupang, Fakta Line - Enjel Katoda (EK) membantah dengan tegas bahwa salah satu Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta (UMB Yogya), Sebastian Bokol (SB) asal Desa Homba Karipit, Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikabarkan meninggal usai menghadiri acara ulang tahunnya pada (10/6/2022) lalu di Kota Kupang.


EK mengaku bahwa SB merupakan pacarnya. "Pada saat hari ulang tahun saya (10/6/2022), saya bersama teman Asrama sedang makan malam dengan makanan seadanya. Kami tidak merayakan ulang tahun. Kami hanya beli lauk untuk makan bersama. Setelah itu, SB bersama satu orang teman laki-lakinya membawa kue untuk kasih ke saya. Kue ini pun tanpa permintaan saya. Karena Asrama kami putri maka SB bersama temannya langsung pamit pulang. Sekali lagi saya sampaikan, Kami tidak merayakan ulang tahun, ada saksi juga malam itu," jelas EK kepada media ini pada Jumad, (25/11/2022).


Ia juga menegaskan, tiket pesawat SB tidak pernah dibeli olehnya. Karena SB bukan datang dari Yogya tetapi dari Bali. "Saya juga memohon maaf kepada keluarga SB, karen soal tiket pesawat hanyalah alasan. Saya dipaksakan oleh SB untuk menelpon dan mengatakan kepada orang tuanya bahwa 'tiket pesawat ke Kota Kupang saya yang beli'. Awalnya saya tidak mau untuk berbohong kepada orang tuanya, tetapi karena di paksakan berulang-ulang oleh SB dengan alasan bahwa mamanya baru di operasi, takut terjadi apa-apa dengan mamanya. Ketika itu, saya telepon SB sambung langsung dengan mamanya lalu mengatakan bahwa tiket pesawat SB ke Kota Kupang saya yang beli. Hal ini didengarkan langsung oleh SB sendiri karena telepon tersambung dengannya," kata EK.


Kronologi Kedatangan SB ke Kupang

"Awalnya SB datang di Kota Kupang tanpa konfirmasi terlebih dahulu ke saya karena sudah terlanjur beli tiket pesawat dari Bali dengan tujuan Kupang. Setibanya di Bandara El Tari Kupang pada bulan November 2021 barulah SB hubungi saya melalui telepon bahwa dirinya sudah tiba di Bandara El Tari Kupang. Karena ia sudah berada di Bandara, maka saya minta bantuan kakak ipar saya untuk menjemputnya lalu nginap di Kosnya kakak ipar saya." Ungkap EK.


Masih menurut EK, sampai di Kosnya kakak ipar EK, setelah istirahat dan makan SB ditanya oleh kakak ipar EK, mau diantar kemana? tapi SB menjawab 'saya tidak kenal siapa-siapa di Kota Kupang'. Melihat jawaban SB itu, kakak ipar EK pun merasa kasihan lalu menyuruhnya untuk nginap di kosnya sampai waktu kepulangannya ke Sumba.


"Beberapa hari kemudian setelah SB berada di Kota Kupang, SB mengenal kawannya dan sudah banyak tinggal bersama kawannya. Pada tanggal (14/12/2021) SB sempat mengikuti acara wisudanya AK Kakak EK. Masuk tahun 2022 SB diketahui sudah bergabung di salah satu organisasi Kemahasiswaan yaitu GAMAS-UMK dengan mengikuti kegiatan masa penerimaan anggota baru. Pada tahun yang sama juga orang tua SB mungkin mendengar informasi bahwa anaknya berada di Kota Kupang akhirnya mereka menelpon saya dan bertanya keberadaan SB," ujar EK.


"Pada saat itu juga SB menelpon saya dan memaksa untuk membantunya memberikan alasan kepada orang tuanya dengan mengatakan bahwa saya yang membeli tiket untuk ikut acara ulang tahun saya. Berulang kali dia menelpon memaksa saya, dengan alasan bahwa mamanya baru habis operasi benjolan takut terjadi apa-apa kepada mamanya. Akhirnya dengan terpaksa saya membantunya dan menelpon mamanya dengan menyampaikan seperti yang diminta SB, bahwa saya yang membeli tiket pesawatnya untuk mengikuti acara ulang tahun saya," kata EK.


Sedangkan sesuai fakta di Asrama, kata EK, tidak ada acara ulang tahun bahkan EK tidak mengetahui hari ulang tahunnya, hanya dikagetkan oleh teman Asramanya. Di dalam Asrama juga banyak yang menyaksikan suasana itu, ujar EK menambahkan.


"Hingga sampai pada tanggal (1/8/202) jam 6 pagi SB pergi pamit di kakak ipar saya untuk pulang ke Sumba bersama kawannya. Hal ini tanpa sepengetahuan saya, hanya saya diceritakan oleh kakak ipar saya setelah mendapat infor bahwa SB sedang dicari. Pada saat itu saya sudah berada di Sumba untuk berlibur. Saya pulang ke Sumba pada tanggal (4/7/2022) dan pulang ke Kota Kupang pada tanggal (15/8/2022). Sehingga di bulan September saya kaget dan panik mendengar Informasi ketika Kepolisian meminta saya untuk memberi keterangan tentang kehilangan SB. Sepengetahuan saya SB sudah ke Yogya, karena sebelumnya ketika saya masih di berlibur Sumba SB sempat menelpon saya, kata SB dirinya sudah di Yogya. Pada tanggal (2/8/2022) malam sekitar pukul 00:40 Wita, SB sempat menelpon saya dua kali melalui telepon biasa namun saya tidak angkat teleponnya karena saya sudah tidur. Besok paginya saat bangun dari tidur, saya melihat panggilan tak terjawab dari SB, sehingga saya menelponnya tetapi tidak aktif. Saat itu saya berpikir mungkin SB telah mengganti kartu HPnya," jelas EK.


Hinggga sampai saat ini EK juga berdoa semoga Tuhan memberi petunjuk kepada Kepolisian dan berharap agar masalah ini  bisa ditemukan titik terangnya tentang siapa pelaku dan apa motifnya karena menurut EK masalah ini di luar pengetahuannya.


EK juga berharap Kepolisian bisa membuka jejak digital pembelian tiket atau pengiriman uang untuk pembelian tiket ke SB biar terang benderang dan publik di puaskan tentang siapa yang membeli tiket pesawatnya.
(Tim)