Notification

×

Gelar Diskusi Publik, PERMATA Kupang Hadirkan Pengamat Politik

Senin, 27 Februari 2023 | Februari 27, 2023 WIB Last Updated 2023-02-27T07:30:49Z
Hendrikus K. Tedemaking (kiri), Lukas Laga Pureklolon (tengah), Yeftha Y. Sabaat (kanan), Minggu, (26/2/2023). Foto Fakta Line, Ocep Purek.
Kupang, Fakta Line - Perhimpunan Mahasiswa Asal Lembata (PERMATA) Kupang menyelenggarakan diskusi publik dengan topik "Dampak Isu Primordialisme Uyelewun Raya pada Pilkada 2017 di Kabupaten Lembata". Topik ini diangkat berdasarkan penelitian Skripsi, Hendrikus Kewaman Tedemaking, S. Ip. Acara ini berlangsung di Aula Kwarada Gerakan Pramuka, Minggu (26/2/2023).


Acar ini dihadiri oleh pengamat Politik Universitas Nusa Cendana (UNDANA) Kupang, Yeftha Y. Sabaat, S. Ip., M. Ip dan juga mahasiswa asal Kabupaten Lembata yang berada di Kupang. Acara dipandu oleh Kabid Kemasyarakatan PERMATA Kupang, Lukas Laga Pureklolon.


Primordialisme merupakan pandangan yang berlebihan terhadap hal-hal yang melekat dalam diri individu sejak lahir seperti ras, agama, suku bangsa, jenis kelamin, dan segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertamanya.


Primordialisme dapat berakibat pada etnosentrisme atau sikap yang menganggap kebudayaannya lebih tinggi daripada kebudayaan lain. Primordialisme sendiri memiliki arti adalah pandangan yang memegang teguh hal-hal yang dibawa sejak kecil, baik tradisi, adat istiadat, kepercayaan, maupun segala sesuatu yang ada di dalam lingkungan pertama. Paham tersebut merupakan faktor penting yang digunakan sebagai identitas sebuah masyarakat atau golongan.


Identitas tersebut digunakan untuk memperkuat ikatan golongan atau kelompok sosial dalam menghadap sebuah ancaman yang berasal dari luar. Paham inilah yang nantinya mampu meningkatkan semangat berbangsa dan bernegara.


"Mencegah terjadinya politik identitas dimulai dari keluarga. Memberikan pencerahan politik, pembelajaran politik walaupun itu menjadi tugas dari Partai politik tetapi peran kita sebagai kaum intelektual sehingga kita perlu memberikan pembelajaran politik di keluarga," kata Hendrikus Kewaman Tedemaking, S. Ip.


Tak jarang para aktor politik menggunakan startegi politik identitas agar kemenangan politik dapat diraih. Namun, menggunakan politik identitas memiliki dampak positf dan negatif.


"Dampak positif primordialisme mempererat hubungan antar sesama anggota kelompok, meneguhkan perasaan cinta tanah air, meningkatkan kesetiaan terhadap bangsa, meningkatkan semangat patriotisme, menjaga keutuhan dan kelestarian budaya." Kata pengamat Politik, Yeftha Y. Sabaat, S. IpIp., M. Ip.


"Sedangkan dampak negatif primordialisme adalah memicu konflik suku, agama, ras, dan golongan. Selain itu dapat memicu diskriminasi menghambat modernisasi, menghambat proses pembangunan, merusak integrasi nasional, menghambat kemajuan, dan kelangsungan hidup suatu bangsa." Tutur Pengamat Politik itu.

Diskusi berlangsung, Foto Fakta Line, Ocep Purek.
Primordialisme memiliki dampak yang positif dan negatif sehingga perlu menerapkan dan menularkan dampak yang positif dan menghindari atau bahkan menghilangkan dampak yang negatif. Politik primordialisme pada dasarnya baik jika digunakan untuk menjawab apa yang di sampaikan masyarakat.


Acara ini berjalan dengan lancar dan baik. Audiens pun terlibat aktif memberikan pertanyaan dan tanggapan tentang isu primordialisme. Pasalnya, audiens menganggap isu ini sangat menarik dan penting untuk didiskusikan bersama.


Ketua Umum PERMATA Kupang, Muhammad Junaidi Umar, diujung diskusi dia menyampaikan ucapan terimakasih kepada kedua narasumber. 


"Saya menyampaikan terimakasih banyak kepada kepada pemateri Kakak Yefta Sabaat dan Kakak Hendi Tedemaking yang sudah bersedia hadir di tempat ini dan terima kasih kepada semua peserta yang telah berpartisipasi aktif mengikuti diskusi ini," pungkas Arju, begitu dia disapa.

Ocep Purek