Notification

×

BMKG Prediksi Bencana Kekeringan Terjadi di NTT, Dinas Pertanian Anjurkan Masyarakat Tanam Palawija

Kamis, 30 Maret 2023 | Maret 30, 2023 WIB Last Updated 2023-03-30T12:22:28Z
Kepala BMKG El Tari Rahmattulloh Adji, Kepala BPBD NTT Ambros Kodo, Kadis Pertanian NTT Lucky Frederik Kolli yang didampingi Karo Humas NTT, Prisilia Parera saat melakukakan jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Kamis (30/3/2023). Foto: Ocep Purek
Kupang, Fakta Line - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Kelas II Nusa Tenggara Timur (NTT) menyatakan awal musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan angin baratan (Monsun Asia) menjadi Angin Timuran (Monsun Australia).


BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya Monsun Australia pada April 2023 yang akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali.
Dari total 28 zona musim (ZOM) di Nusa Tenggara Timur, sebanyak 27 ZOM (96,43%) diprakirakan akan mengawali musim kemarau bulan April 2023, sedangkan untuk 1 ZOM (3,57%), awal musim kemarau terjadi pada bulan Mei 2023.


"Jika dibandingkan terhadap rerata klimatologis, Awal Musim Kemarau (periode 1991-2020), maka Awal Musim Kemarau 2023 di Nusa Tenggara Timur diperkirakan maju pada 13 ZOM (46,43%), sama dengan normalnya pada 8 ZOM (28,57%) dan mundur pada 7 ZOM (25,00%)." Kata Kepala BMKG El Tari, Rahmattulloh Adji, dalam jumpa pers di Kantor Gubernur NTT, Kamis (30/3/2023).


Dia megatakan, wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan maju yaitu sebagian kecil Kabupatem Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Kabupaten Ende, Kabupaten Sikka, sebagian Flores Timur, Kabupten Sumba Barat Daya, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Rote Ndao, sebagian kecil Kabupaten Kupang, sebagian besar Kabupaten Timor Tengah Selatan, sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara, sebagian besar Kabupaten Belu dan sebagian Kabupaten Malaka.


Sedangkan, "Puncak musim kemarau 2023 di wilayah NTT diperkirakan umumnya terjadi pada bulan agustus 2023 sebanyak 17 ZOM (60,43%)," Rahmattulloh Adji.


Dia juga mengatakan, Pemerintah Daerah, Institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal atau lebih kering dibanding biasanya. 


Tak hanya itu, menurut dia, wilayah tersebut diprediksi mengalami peningkatan risiko bencana kekeringan meteorologis, kebakaran hutan dan lahan, dan kekurangan air bersih.


Melalui data yang dikeluarkan BMKG sektor Pertanian dapat mengambil langkah-langkah mitigasi berkaitan dengan ancaman yang dapat menyebabkan kegagalan panen masyarakat NTT.


"Merespon informasi BMKG, kita lihat dari sisi datangnya kemarau di bulan April, karena itu pemerintah mempersiapkan langkah-langkah antisipasi. Karena kemarau itu di bulan April maka kita akan memanfaatkan musim tanam 2 untuk mengisi produksi dengan jenis tanaman yang memiliki adaptasi terhadap kekeringan." Kata Kepala Dinas Pertanian NTT, Lucky Frederik Kolli.


Skema yang dipersiapkan adalah tanaman semusim pada lahan kering atau palawija. Dia menyarankan kepada petani yang wilayahnya kemarau jatuh pada bulan April agar menanam kacang-kacangan terutama kacang hijau, kelor, sorgum, dan jagung. 


"Tanaman ini akan bertahan terhadap kekeringan dan adaptasi yang kuat terhadap kekeringan, kemudian untuk tanaman- tanaman hortikultura itu akan membantu ekonomi masyarakat karena menggunakan sedikit air tetapi bisa menyediakan pangan sekaligus ekonomi." Jelas Lucky Frederik Kolli.


"Apa saja yang akan dikerjakan oleh petani itu bukan hal yang baru. Karena fenomena ini bukan baru sekarang tetapi sudah terjadi beberapa tahun dan sudah memiliki daya adaptasi terhadap perubahan-perubahan iklim dan cuaca yang terjadi. Mereka juga sudah mempersiapkan tanaman-tanaman yang cocok di musim-musim kemarau seperti ini," ujarnya menambahkan.


Selain itu, informasi-informasi penting yang dikeluarkan BMKG ini dapat gunakan sebagai acuan untuk menetapkan langkah-langkah dan kebijakan untuk penanganan kondisi yang disiapkan akibatkan oleh parameter cuaca dan iklim. 


Berdasarkan rilis BMKG prakiraan awal musim kemarau ini, yang pertama dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT adalah mengaktifkan kelompok kerja penanganan kekeringan.


"Kelompok kerja penanganan kekeringan ini melibatkan semua instansi yang terkait untuk memulai melakukan analisis dan kajian terhadap kondisi yang terjadi di lapangan," kata Kepala BPBD NTT, Ambros Kodo.


Menurut Ambros, kekeringan merupakan bencana. Bencana yang terjadi secara perlahan-lahan. Orang tidak sadar dia berada di dalam bencana kekeringan. Dia akan sadar saat merasa kesulitan air bersih dan kesulitan pangan.


"Oleh karena itu kita akan meningkatkan koordinasi sesuai arahan Gubernur NTT. Beberapa hari lalu kami sudah berkoordinasi dengan kepala Dinas Pertanian untuk mengambil langkah-langkah menghadapi kemungkinan yang diakibatkan oleh fenomena El Nino yang berakibat pada aktivitas pertanian. Aktivitas pertanian terganggu maka akan mengancam ketersediaan pangan karena persoalan kita sebetulnya adalah ketersediaan pangan," pungkas Ambros.

Ocep Purek