Notification

×

HMPS UNWIRA Kupang Gelar Seminar Hari Kartini, Emi Nomleni Dorong Perempuan NTT Untuk Partisipasi Dalam Politik

Sabtu, 22 April 2023 | April 22, 2023 WIB Last Updated 2023-04-22T11:30:11Z
Foto: Yohana Fransiska Medho S.IP.,MIP
Kupang, Fakta Line - Perempuan harus di tarik ke rana publik sebagai seorang pemimpin. Pasalnya, perempuan selalu mempunyai kemampuan lebih untuk melakukan banyak hal. Dan mengapa perempuan harus hadir dan ada karena perempuan adalah penyempurna dari segala sesuatu. 


Hal ini disampaikan oleh Ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Emilia Julia Nomleni dalam Seminar Hari Kartini yang digelar Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Ilmu Pemerintahan (IPM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Katolik Widya Mandira ( UNWIRA) Kupang di aula St.Henedrikus UNNWIRA Kupang dengan mengusung tema "Eksistensi Perempuan Di Nusa Tenggara Timur Dalam Perspektif Gender", Jumad, (21/4/2023).


Hadiri sebagai Pemateri, Ketua DPRD NTT mengatakan, perempuan mempunyai kemampuan untuk memenuhi hal yang menjadi kerja sama dengan laki-laki. Dia mengatakan bahwa di zaman sekarang terkhususnya di NTT sudah mengalami penurunan keterlibatan perempuan dalam dunia politik.


"Artinya adalah bahwa untuk saat ini cukup sulit mencari sosok perempuan potensial dalam rana publik untuk berperang dalam rana kehidupan politik. Hal ini dapat kita lihat dari rendahnya angka keterwakilan perempuan di parlemen yang sedikit banyaknya lebih di dominasi oleh laki-laki sehingga berpengaruh terhadap prihal kesetaraan gender dan berbagai macam problem yang di hadapi oleh perempuan," kata Emi Nomleni, begitu dia disapa.


Oleh karena itu, Dia mendorong perempuan NTT untuk berpartisipasi dalam politik. Kata dia, perlu adanya peningkatan partisipasi perempuan dalam politik supaya segala macam pengambilan keputusan politik itu bisa menjadi lebih akomodatif dan juga substansif.


Kegiatan ini digelar agar dapat meningkatkan wawasan mahasiswa untuk memahami kepeminpinan perempuan dalam perpektif gender, membangun kesadaran mahasiswa demi tercapainya  sebuah perubahan diri sebagai sosok pemimpin sejati  kelak di tengah masyarakat, serta sebagai bentuk wujud nyata apreasi dan penghormatan terhadap perjuangan R.A. Kartini.


Hadir sebagai salah satu Pemateri, Drs. Marianus Kleden, M,si mengatakan bahwa perlu adanya pemerdekaan perempuan sebagai bagian yang tertindas perlu di dorong dan di kedepankan sehingga kita dapat memahami dengan jelas bahwa segala macam persoalan tentang perempuan harus di atasi demi kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan bisa disejajarkan.


Lanjut dia, perempuan dengan dirinya sendiri adalah pribadi yang mandiri, pribadi yang pekerja keras, dan pribadi mampu menciptakan perubahan-perubahan besar di tengah masyarakat sehingga perempuan pada hubunganya dengan laki-laki harus tidak di jajah secara seksual karena perempuan selalu menghormati laki-laki.


"Perempuan pada ceritra rakyat kebanyakan di daerah NTT adalah sosok yang mampu memberi suatu kehidupan dan peradapan manusia. Oleh karena itu sudah sepatutnya laki-laki harus mempunyai perspektif bahwa perempuan harus dilibatkan dalam berbagai urusan termaksud menjadi seorang pemimipin," tuturnya.


Abi Yerusa Sobeukum S.IP hadir juga sebagai Pemateri, pihaknya mengatakan bahwa kepemimpinana itu selalu di identikan dengan cara mempengaruhi dan mengarahkan orang untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisas. 


Sedangkan prihal gender atau kontruksi sosial, kata dia, itu spesifikasinya lebih kepada cara pandang kita terhadap peran, tanggungjawab dan kebutuhan dalam berpikir dan bertindak. Menurutnya, eksistensi perempuan di NTT sudah sangatlah baik tetapi keterlibatan kaum perempuan dalam berbagai aspek masih sangatlah minim. "Oleh karena itu perempuan saat ini harus mulai di dorong dan di ayomi sehingga kedepan selalu bermunculan sosok Kartini baru di NTT yang mana regenerasi saat inilah yang harus terus di dorong dan bersifat keberlanjutan karena pada sosok perempuanlah kita belajar tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin. Harapanya adalah kesetaraan gender harus di hadirkan, harus di tampakan yang bukan hanya sebuah wacana saja tetapi hadir nyata dalam tindakan sosial kita sehari-hari." Kata dia.


Wakil Dekan I FISIP UNWIRA Kupang, Fransiska Desiana Setyaningsih M.Si mengatakan, Kartini sebagai sosok pejuang emansipasi kaum perempuan yang mana ia merupakan tokoh jawa dan merupakan pahlawan nasional Indonesia. "Artinya adalah bahwa Kartini ingin menunjukan kepada kita semua bahwa perempuan tidak hanya berperan sebagai sosok yang patut kita kesampingkan karena perempuan bisa berperan penting dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara, Kartini juga mengajarkan kepada kita bahwa perempuan juga bisa menentukan pilihan hidup, perlakuan yang layak dan lain sebagainya." Kata dia.


Dengan adanya kegiatan seminar Hari Kartini ini, kata dia, diharapkan adanya suatu perspektif baru dan menyetarakan gender antara laki-laki dan perempuan itu harus nampak jelas terlihat. "Dimana perlu adanya penghargaan terhadap perempuan karna sejatinya sosok Kartini adalah pejuang kaum perempuan yang patut kita tiru sebagai batu loncatan menuju kepada perubahan regenerasi perempuan yang lebih baik kedepan demi nusa dan bangsa Indonesia ini," pungkas dia.


Menurut Ketua Program Studi Ilmu Pemerintahan UNWIRA Kupang, Veronika I.A.Boro S.IP.,M.Si, kegiatan hari kartini ini merupakan suatu bentuk emansipasi kaum wanita yang berjuang untuk memperoleh kesetaraan gender dengan selalu menanamkan semangat perjuangan kartini yang harus tetap tumbuh dan hidup di dalam diri setiap perempuan.


Lebih lanjut dia mengatakan bahwa di balik sosok laki-laki yang hebat selalu ada perempuan yang luar biasa. "Itu mengartikan bahwa peran perempuan dalam kehidupan sosial masyarakat sangat mendominasi, berpengaruh dan berdampak pada kemajuan bangsa dan negara. Kita perlu untuk selalu mengedepankan persamaan nilai di atas dasar saling menghormati dan menghargai antara laki-laki dan perempuan karena kesetaraan, serta selalu mendorong dan mengedepankan persamaan hak sehingga kesetaraan gender itu bisa hadir nyata dalam kehidupan sosial," ujarnya.


Ketua umum himpunan mahasiswa program studi (HMPS) ilmu pemerintahan (IPM) periode 2022/2023, Yohanes Soni Kewawo mengucapkan terima kasih kepada pihak Universitas yang telah memberikan ruang dan kesempatan untuk HMPS IPM melakukan kegiatan seminar ini.


Yohanes Soni Kewawo mengatakan bahwa mahasiswa yang digadang gadang sebagai sosok pemimpin masa depan bangsa perlu menyadari betul akan berbagai macam persoalan gender yang tengah terjadi di tengah masyarakat yang mengharuskan bahwa perempuan selalu di kesampingkan. "Oleh karena itu kita perlu mengangkat harkat dan martabat perempuan sehingga menghasilkan kesetaraan gender di tengah masyarakat. Maka melalui seminar hari kartini ini diharapkan mahasiswa/i dapat mempunyai perspektif yang berbeda dalam menyuarakan suara perempuan demi mewujudkan kesetaraan gender ditengah masyarakat," pungkasnya.


Yohana Fransiska Medho S.IP.,MIP dalam closing statementnya sebagai moderator mengatakan bahwa sejatinya hubungan antara laki-laki dan perempuan adalah mitra. 


"Maka sudah sepatutnya kita harus saling mendukung, menghormati dan menghargai berbagai macam persamaan dan perbedaan yang ada antara laki-laki dan perempuan," ungkapnya.


Dia berpesan bahwa sebagai seorang perempuan dengan menanam semangat Kartini dalam diri harus terus maju dan berjuang karna sekalipun semua sudah punya kodratnya masing-masing, namun tak ada yang bisa merubah diri kita selain kita sendiri.Terus survive dan jadilah Kartini muda untuk NTT.


Hadir juga Kaprodi Ilmu Pemerintahan Veronika I.A.Boro S.IP.,M.Si, Dosen Ilmu Pemerintahan Mikael Tomas Susu DRS.M.Si, Wakil Dekan 1 FISIP Fransiska Desiana Setyaningsih M.Si dan para tamu undangan dari OKP dan juga ORMAWA, serta Mahasiswa Prodi Administrasi Publik, Ilmu Komunikasi, dan Ilmu Pemerintahan UNWIRA Kupang.

YF/Ocep Purek