Notification

×

Di Seminari Tinggi Santo Mikhael, Melki Laka Lena Ajak Para Frater Bantu Perangi Stunting

Selasa, 23 Mei 2023 | Mei 23, 2023 WIB Last Updated 2023-05-23T02:14:09Z
Melki Laka Lena saat melaksanakan kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur  (NTT) di Aula Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui, Penfui, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Minggu, (21/5/2023). Foto: Tim Melki Laka Lena
Oelamasi, Fakta Line - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mengajak para Frater (calon romo/pastor) yang lagi menempuh pendidikan di Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui Kupang untuk membantu mengkampanyekan masalah stunting.


Ajakan ini disampaikan politisi Golkar yang akrab disapa Melki Laka Lena ini saat melaksanakan kegiatan kampanye percepatan penurunan stunting bersama mitra Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Nusa Tenggara Timur  (NTT) di Aula Seminari Tinggi Santo Mikhael Penfui, Penfui, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Minggu, (21/5/2023).


"Mudahan – mudahan ade – ade seminari, teman – teman Undana yang hadir disini bisa mendapatkan poin – poin intisari sehingga bisa disampaikan. Apalagi bapa- ibu sekalian yang ada disini, sebagian besar ada yang akan menasihati yang menikah dan ada yang akan menikah. Kalau para romo kan tidak boleh menikah nih, jadi menasihati yang akan menikah ini agar membawah rumah tangga yang baik untuk bisa mengatasi stunting," ucap Melki Laka Lena.


Untuk mencegah stunting, menurut Melki Laka Lena ada pada 1000 pertama hari kehidupan yang dihitung sejak pertama kali dideteksi usia kehamilan oleh bidan /dokter. Untuk itu Melki berharap para ibu hamil dikasih makanan yang bergizi.


"Dikasih makanan bergizi bapa – ibu sekalian. Ini tolong nanti kalau para frater -frater dan romo kalau kohotbah dibawah, diingatkan betul bahwa  dalam hal  budaya laki - laki terutama soal makan minum ini tolong diutamakan  kalau dalam rumah ada yang hamil atau menyusui," harap Melki.


Sementara Mikhael Yance Galmin, Pranata Kependudukan dan KB Ahli Madya, Perwakilan BKKBN Prov. NTT mengatakan remaja sebagai calon penduduk usia produktif harus disiapkan agar dapat menjadi pelaku/aktor pembangunan yang berkualitas. Selain itu, menurutnya remaja sebagai calon pasangan yang akan membangun keluarga harus disiapkan agar dapat membangun keluarga yang berkualitas dan melahirkan generasi yang berkualitas

Foto: Tim Melki Laka Lena
Menurut Yance Galmin, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat kekurangan energi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badanya berada dibawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menangani urusan pemerintahan dibidang kesehatan.


Yance Galmin mengingatkan agar semua anak balita maupun baduta untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan harus mengikuti posyandu secara rutin setiap bulan.


"Teman – teman Frater  kalau bisa ada tugas katekse tolong sampaikan ini. Ajak masyarakat yang memiliki balita untuk tiap bulan mengikuti posyandu karena kadang – kadang posyandu dianggap enteng," ajak Yance.


Yance juga mengatakan strategi pencegahan stunting dari hulu melalui tiga tahap yaitu Skrining yaitu untuk mendeteksi risiko melahirkan anak stunting sejak Calon Pengantin (Catin) atau calon pasangan usia subur (PUS) yang dilakukan dengan melakukan skrining kesiapan menikah dan hamil, tahap edukasi kesehatan produksi dan gizi, dan tahap pendampingan Catin/Calon PUS untuk memastikan kondisi risiko stunting teridentifikasi, difahami, ditindaklanjuti dengan upaya-upaya kesehatan dan peningkatan status gizi sehingga pada saat menikah berada dalam kondisi ideal.


Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2KB3A), Yesai Lanus mengatakan berbicara soal stunting maka bicara soal sumber daya manusia, dan daya saing sebuah bangsa.


"Stunting harus menjadi musuh kita bersama, kalau kita mau menjadi raja di negeri kita 10-20 tahun kedapan, kalau tidak kita menjadi penonton," ucap Yesai.


Menurut Yesai Lanus, target penurunan angka stunting di tahun 2024 sesuai RPJMD Kabupaten Kupang sebesar 9,3 %. Ia mengatakan sesuai penimbangan bulan februari 2023 lalu dari jumlah 8000 anak yang kena stunting turun menjadi  4839 atau 16,8 persen.


"Kita berharap penimbangan bulan agustus, harus turun menjadi 13 persen. 2024 harus menjadi 9,3 persen," pungkas Yesai.


Praeses (Pimpinan) Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang Romo Theodorus Silab juga mengucapkan terima kasih Kepada Melki Laka Lena dan BKKBN NTT yang bisa mengunjungi seminari untuk berbagi pengetahuan tentang data dan cara menangani stunting di NTT.


"Terima kasih kepada Pa Melki dan BKKBN NTT karena hari ini mengunjungi kami di seminari sehingga mendapatkan ilmu tambahan tentang data dan cara menangani stunting di NTT," tutup Romo Theo.(*)