Notification

×

Peluang Bagi Anak Muda, Pemprov Siap Kirim Anak Muda NTT Belajar dan Bekerja di Jerman

Rabu, 03 Mei 2023 | Mei 03, 2023 WIB Last Updated 2023-05-03T01:46:47Z
Kadis P dan K NTT, Linus Lusi sedang memberikan laporannya dalam acara penandatanganan MoU yang dilaksanakan secara daring antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Direktur Global Katalyst Kinan Anindita, bertepatan dengan peringatan Hari Pendikan Nasional (Hardiknas), Selasa, (2/5/2023). Foto: ocep Purek
Kupang, Fakta Line - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Global Katalis resmi melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pendidikan vokasi dan training industri bagi lulusan SMA/SMK di Jerman. Pelaksanaan penandatanganan MoU dilaksanakan secara daring antara Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Direktur Global Katalyst Kinan Anindita, bertepatan dengan peringatan Hari Pendikan Nasional (Hardiknas), Selasa, (2/5/2023).


Acara ini dihadiri oleh Plt. Sekda Provinsi NTT Yohana Lisapaly, Kadis Pendidkan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, dan Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT Hilarius Minggu.


Program vokasi di luar negeri merupakan mimpi yang ingin dilaksanakan sejak lama. Namun keinginan ini terhalang Covid 19, sehingga baru dilaksanakan hari ini. Tentunya vokasi yang kita inginkan adalah bagaimana kita mampu mengerjakan sumber daya kekayaan alam Nusa Tenggara Timur. NTT kaya akan matahari, panas bumi, angin, bahkan arus laut. Tidak mungkin ini dikerjakan oleh pihak asing atau dari luar saja. Namun, dari dalam pun kita harus punya pengetahuan itu.


Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) berharap program Vokasi bersama Global Katalyst, bisa menjembatani anak-anak dari NTT agar mampu mengerjakan kekayaan alam yang dimiliki menggunakan tangan dan keringat sendiri. 


Menurut Gubernur VBL, ini kesempatan bagaimana kita bisa bekerja sama dalam rangka membangun sumber daya di Nusa Tenggara Timur. Dia juga meminta teman-teman dari Jerman tidak saja hanya menjadi mediasi untuk membantu anak-anak dari NTT dari Indonesia untuk belajar di Jerman, namun juga mengajak teman-teman untuk mulai masuk ke NTT  agar kita yang memulai gerakan pembangunan NTT karena kekayaan NTT  akan terus dikerjakan kalau nantinya ini terus jalan, perjalanan kita divingnya berjalan dengan baik.


NTT memiliki kekayaan perkebunan yang luar biasa ini belum dikerjakan semuanya. "Nantinya kita bisa bekerja sama dengan baik dengan Jerman dan teman-teman yang ada di Australia di berbagai negara untuk kita menyerap segala pengetahuan dan skill untuk kita bangun NTT. Saya pikir hal-hal seperti ini yang kita butuhkan dan bukan saja hari ini tapi terus menerus secara berkesinambungan sehingga kolaborasi antara setiap kita yang ada dimanapun untuk membangun daerah kita dan negara yang kita cintai ini berkembang dengan baik dan kita menjadi orang-orang ataupun masyarakat yang menjadi peradaban yang baik, peradaban yang maju karena kita memiliki pengetahuan yang maju," kata Gubernur VBL.


Sementara Direktur Global Katalyst Kinan, Anindita meyakini bahwa kerja sama dan kolaborasi ini dapat membantu siswa siswi tamatan SMA/SMK dari NTT untuk mendapatkan pendidikan vokasi yang sangat berkualitas di Jerman. Di samping itu, program ini menjamin kesempatan kerja bagi lulusan SMA/SMK selama mereka mengikuti program vokasi. 


"Semoga ini semua menjadi titik awal kolaborasi yang lebih luas bagi kita semua di segala macam bidang demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat NTT," ujar dia.


Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan, program pendidikan vokasi dan training industri akan berpusat Kota Kupang dalam kaitan pendampingan bahasa Jerman dan pelatihan budaya kerja. Kemudian lokasi yang kedua, pendidikan vokasi dan training industri di Jerman. 


Untuk tahun 2023, pihaknya akan mengirim 3000 orang ke Jerman. Kemudian pada tahun 2024 akan dikirim 500 orang, dengan waktu kerja sama berjalan selama 4 tahun, dan diperpanjang setelah melalui tahap evaluasi.


"Terkait dengan SMK/SMA memang sesuai dengan tuntutan kurikulum untuk memproduksi produk sehingga diharapkan dengan pameran ini masyarakat luas maupun masyarakat profesi organisasi profesi bisa melihat ini menjadi sebuah peluang-peluang dengan berpola kemitraan sehingga apa yang dihasilkan sekolah-sekolah ini tidak semata-mata hanya di aspek kurikulum tetapi  memberi asas manfaat ekonomi dan salah satunya  membuka peluang kerjasama antara sekolah-sekolah kejuruan berbasis  peternakan atau IT dengan lembaga-lembaga terkait industri sehingga siswa kita terasa secara skill keterampilan," kata Linus Lusi.


Untuk itu dia mengatakan, dalam kaitan ini maka para siswa yang ikut pameran atau sekolahnya GPS SMK dan SMA memiliki peluang yang sangat terbuka untuk melaksanakan pemagangan yang kita sudah dapat bersama dengan global di Jerman. 


Pengiriman tahap pertama 3000 dan tahun depan 500. Peluang ini bisa dimanfaatkan namun memiliki batasan usia 35 tahun dan dengan sasaran polanya bermitra dengan bank NTT sehingga hal baru, inovasi baru yang coba di terobos oleh pemerintah provinsi.


"Kita dorong seperti ini dan pameran akan dilakukan setiap tahun tidak hanya disini tetapi sudah dilakukan di Kabupaten Kupang, Manggarai Timur daratan Sumba, Flores, dan Lembata. Mereka juga melakukan hal yang sama, ini yang sangat diharapkan oleh masyarakat plus tuntutan kurikulum," tutur Linus.


Untuk dana awal persiswa dianggarankan dalam pola yang berbeda sebanyak Rp 50.000.000. Namun, Rp 50. 000.000, uangnya disiapkan oleh bank NTT dengan bunga 0% karena biayanya bersifat sementara. Hal ini digunakan dua pola yaitu pola pertama, usai bekerja sambil kuliah 3 hingga 4 tahun mereka kembali dan dicicil kembali sesuai dengan pinjamannya. Sedangkan pola yang kedua orang tua yang mampu silahkan dia siapkan Rp 50.000.000, tetapi anak-anak yang tidak mampu bisa melakukan peminjaman di bank NTT karena sudah diskusi dan sosialisasi kemana-mana sehingga bisa dimanfaatkan. 


"Ini ruang yang sangat bagus sehingga kemarin ada mahasiswa tertentu datang ke sini dan kami arahkan silahkan sampai kepada orang tuamu tetapi dengan catatan kursus  bahasa Jerman selama beberapa bulan yang mana penataannya disiapkan oleh global trainernya, begitu juga guru-guru bahasa Jerman di sekolah-sekolah tertentu kita akan kumpulkan untuk bisa bekali siswa sampai dengan tanggal keberangkatan," ungkap Linus.


Dari 3000 orang yang ditargetkan yang sudah mendaftar hingga sekarang ada  100 lebih. Sehingga silahkan mendaftar ini  terbuka untuk semua dengan usia di bawah 35 tahun dan dengan sistem gaji. Ada jaminan data kesepahaman nanti dilampirkan menjadi sebuah referensi kepada anak-anak yang akan diberangkatkan. 


"Kita harus berharap banyak supaya anak-anak kita mendapatkan kesehatan bagus tidak mengalami masalah-masalah tertentu di Jerman. Kalau sudah sampai disana sudah menjadi perhatian lembaga tertentu dengan poin-poin tertentu sehingga orang tua perlu mempercayakan dan merelakan anaknya untuk dia bisa hidup jauh ke depan dan dukungan ini yang kita harapkan kepada orang tua nanti juga kita akan bahas bersama dengan orang tua dan kalau jauh kita gunakan zoom dan kalau dekat-dekat kita bertemu secara kelompok atau pertemuan terbatas," jelas Linus.


Lanjut dia, ada lembaga yang juga bertanggung jawab atas keselamatan anak-anak yaitu lembaga non profit yang selama ini sudah sangat membantu berbagai hal. Di dalam lembaga ini ada kelompok Dispora Nusa Tenggara Timur ada di Jerman yang mempunyai kemitraan tinggi terhadap Indonesia. Mereka yang diharapkan, karena Jerman terkenal dengan keterpaduan antara pendidikan dan kerja. 


Anak-anak ini, menurut Linus, mereka kembali dengan skil dan keterampilan dan silahkan membuka lapangan pekerjaan sendiri atau bisa saja berkarya di Jerman atau negara lain silahkan dengan skill yang dimiliki.


Pemerintah juga mengimbau seluruh masyarakat NTT untuk merespon baik momentum ini. Untuk tahun ini ada 3000, dari Kabupaten TTS ada 800 kuota dan  secara mendetail tentu keberangkatan mereka di fasilitasi dan pastinya setiap hal teknis akan disiapkan secara maksimal. Mengenai pengawasan akan dikawal langsung dari Dinas Pendidikan.


"Tahapan program ini oleh Bapak Gubernur NTT telah mengirim 4 Kepala Sekolah dan 1 orang guru ke Jerman untuk melakukan kunjungan kerja ke industri. Kedua, sosialisasi program dari seluruh sekolah yang dilaksanakan pada April tahun 2023. Ketiga, pendamping kursus bahasa Jerman. Keempat, pengiriman pendamping kursus bahasa Jerman, dan yang kelima, pengiriman siswa kerja dan kuliah pada Januari hingga Juni 2024," pungkas Linus.

Ocep Purek