Notification

×

Pertanian Jadi Solusi Turunkan Angka Stunting dan Kemiskinan di NTT

Rabu, 03 Mei 2023 | Mei 03, 2023 WIB Last Updated 2023-05-02T15:46:52Z
Robert Take Lemaking
Kupang, Fakta Line - Berdasarkan data dari Studi Survei Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi angka stunting Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun 2021 sebesar 37,8%. Angka tersebut menjadikan Provinsi NTT sebagai penyumbang tertinggi anak stunting di Indonesia. Namun data ini dikoreksi menjadi 17,7 % pada akhir 2022. Pada kesempatan yang sama pemerintah provinsi NTT terus berupaya agar pada tahun 2023 ini upaya percepatan penurunan stunting di Provinsi NTT harus mampu mencapai angka 12-10 persen. Banyak pihak masih mempertanyakan keabsahan dari data ini. Apakah benar demikian? Ataukah ini hanya sebuah tawaran politis?


Terlepas dari persoalan benar atau tidaknya, satu hal yang pasti kemiskinan ekstrem Provinsi NTT masih ada. NTT memiliki 5 Kabupaten dengan total jumlah rumah tangga miskin ekstrem sebesar 89.410 KK. Jumlah tersebut tersebar di lima kabupaten, yakni Sumba Timur, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sumba Tengah, dan Manggarai Timur. Untuk menjawab persoalan ini sudah pasti diperlukan berbagai macam terobosan. Salah satu hal yang menarik adalah program tanam jagung panen sapi (TJPS). Itu artinya pertanian dan peternakan manjadi ujung tombak pemerintah dalam mengatasi persoalan yang ada. 


Fakta membuktikan bahwa stunting dan kemiskinan sangat erat kaitannya dengan apa yang dimakan. Kita tidak bisa mengintervensi hanya dengan bapa asuh dan pemberian makanan tambahan. Hal ini hanya seperti memberi ikan dan bukan kail. Tidak ada pemberdayaan masyarakat yang terjadi dan akibatnya masyarakat akan kembali pada pola lama, kembali dengan stunting dan kemiskinan. 


Pengalaman mengelilingi beberapa daerah di NTT kami menemukan bahwa banyak lahan pertanian tidak digarap ada yang sudah digarap namun tidak menghasilkan panen yang baik, ini persoalan yang melemahkan daya juang masyarakat cara mudah untuk mengatasi persoalan ini adalah dengan pemberdayaan masyarakat. Mengajarkan kepada mereka bagaimana bercocok tanam yang baik, pentingnya pemupukan agar tetap memberikan hasil panen yang maksimal Permasalahan banyak petani tradisonal kita, belum paham manfaat dari pupuk seperti NPK dan Urea serta jenis pupuk lainnya. Padahal manfaat pupuk ini sangat luar biasa yaitu merangsang pembentukan bunga dan buah, merangsang pertumbuhan vegetasi, menjadi komponen utama asam amino dan memacu translokasi karbohidrat serta masih banyak manfaat lainnya. 


Pengalaman membuktikan hasil lahan tanpa pupuk dan lahan dengan proses pemupukan sangat jauh berbeda  apabila tanpa pupuk kita hasilnya 1 ton maka dengan pemupukan bisa beberapa kali lipat hasilnya, hal ini artinya dengan lahan yang sama dan tenaga yang ada sebenarnya para petani mampu menghasilkan lebih banyak dari biasanya dan hal ini jelas akan mempengaruhi pendapatannya. Sebab hasil yang lebih banyak itu dapat ia jual untuk keperluan rumah tangga lainnya sekali lagi tujuan dilakukan pemupukan antara lain untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk tanaman, dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tanaman selain itu, proses pemupukan sangat berperan dalam memastikan keberhasilan produksi tanaman tersebut.


Masih ada satu persoalan lain yang selama ini cukup memberatkan para petani yaitu harga pupuk itu sendiri mereka umumnya tidak dapat membeli pupuk atau dengan menggunakan pupuk mereka malah mengalami kerugian, persoalan ini harusnya menjadi persoalan bersama untuk diatasi. Pemerintah Desa memegang kendali disini. Banyaknya kepentingan di Desa dengan alokasi dana Desa sering kali mengabaikan pengadaan pupuk untuk membantu petani. Oleh sebab itu kami mengharapkan agar setiap Desa yang mengandalkan lahan pertanian sebagai sumber penghasilan agar dapat memberikan porsi untuk pupuk, selain mengadakan pupuk.


Pemerintah Desa juga wajib memberikan sosialisasi dan pendampingan terhadap para petani baik secara individu maupun secara kelompok untuk Pengadaan benih, bibit unggul, pola pemeliharaan, pemupukan dan pengairan adalah paket wajib yang harus mendapat perhatian semua pihak terutama pemerintah dan lebih khusus lagi pemerintah Desa. Mulai sekarang kita harus bisa berdiri di atas kaki sendiri, mulai sekarang kita harus bisa meningkatkan pendapatan lewat pertanian, Sebab hasil pertanian yang baik dapat memperbaiki gizi seluruh anggota rumah tangga dan dapat dijual untuk menghasilkan pendapatan tambahan dan engan ini program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan ekstrim, percepatan penurunan stunting dapat tercapai dalam satu musim ke depan.

Penulis: Robert Take Lemaking