Notification

×

Kemerdekaan dan Generasi Muda

Kamis, 17 Agustus 2023 | Agustus 17, 2023 WIB Last Updated 2023-08-17T05:33:26Z
Beri aku 1.000 orang tua, akan ku cabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia – Bung Karno

Kupang, Fakta Line - Tanggal 17 Agustus 2023 Bangsa Indonesia merayakan kemerdekan ke 78 tahun. Waktu yang tidak muda mungkin juga tidak terlalu tua bagi berdirinya suatu bangsa. 78 tahun kalau kita bandingkan dengan umur manusia, usia yang sudah senja, bisa dibilang sudah bauh tanah. Tapi bukan itu yang mau kita telah, tahun 2022 kemarin, melansir detikNews.com, tema dan logo hari kemerdekaan tertuang dalam surat edaran Menteri Sekertaris No. B-620/M/S/TU.00.04/07/2022. Tema ini diambil “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”. Dengan harapan agar Indonesia bisa bangkit dari peristiwa yang terjadi selama kurun waktu dua tahun terakhir, yaitu pandemi Covid-19.


Wabah Covid-19 telah menjelma menjadi sebuah kecemasan sosial sehingga tekanan ekonomi sangat dirasakan oleh masyarakat. Di tengah keterpurukan, semua elemen masyarakat diharapakan mampu bergerak bersama dan bergotong royong untuk sebuah harapan baru bagi Bangsa dan Negara. Berbagai logo dan tema dengan maksud tertentu menjadi sebuah warna tersendiri dalam kanca perjuangan memajukan kehidupan bangsa sesuai dengan cita-cita leluhur bangsa kita dulu yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Tema Kemerdekan tentunya buah dari hasil pemikiran dan evaluasi selama setahun.


Ketika kita berbicara mengenai kemerdekaan, tentunya tidak hanya berbicara mengenai konsep semata, seremonial seremonial seperti apel bendera dan lomba lomba yang sering digelar di lingkungan masyarakat. Tetapi hemat kami kemerdekaan adalah sebauh hasil jeri payah dari para pendahulu kita yang sudah berjuang untuk melawan segala bentuk belenggu kolonialisme. sehinggga sebagai generasi bangsa semangat kemerdekaan itu mesti diwarisi dan dihayati dengan jiwa nasionalisme yang begitu besar, sehingga kita tidak terhanyut  dengan isu perpecahan dan isu isu yang bisa menggrogoti keutuhan bangsa ini.


Usia ke 78 tahun ini, Negara Indonesia memilih tema “Terus Melaju Untuk Indonesia Maju.” Terkait dengan tema yang ada ini tentu ada elaborasi dengan tema tahun kemarin, setelah perjuangan memulihkan kondisi Bangsa dari ‘ekspansi’ besar-besaran dari pandemi yang mengerogoti sendi-sendi kehidupan masyarakat, ini juga merupakan sebuah harapan baru untuk seluruh masyarakat indonesia. Kita terus dituntut untuk berjuang bersama-sama agar tidak ada lagi namanya ketimpangan sosial, ketimpangan ekonomi dan masyarakat bisa sejahtera sesuai dengan cita-cita Bangsa.


Negara Indonesia saat ini sedang berada pada sebuah gelombang perubahan zaman. Kehadiran teknologi yang begitu masif masuk dalam sel-sel masyarakat paling kecil pun, sehingga masyarakat Indonesia bisa mengakses apa saja secepat kilat. Kehadiran teknologi tentunya bukan hanya berimbas baik pada masyarakat, kehadiran teknologi bisa jadi bomerang karena penggunaan teknologi yang berlebihan dan tak tepat sasaran bisa memberi dampak yang negatif bagi masyarakat dan kaum muda sebagai penerus bangsa. Perlu adanya sosialisasi yang begitu masif kepada masyarakat dan kaum pemuda tentang pentingnya penggunaan teknologi kearah yang positif.


Begitu banyak fenomena-fenomena hari ini yang terjadi akibat penggunaan teknologi yang tidak tepat sasaran. Seperti melancarkan aksi penipuan melalui jaringan teknologi, penyebaran hoax, beredarnya situs-situs pornografi yang tentunya berdampak buruh bagi generasi muda, bahkan saat ini sering terjadi kasus kasus pejualan obat obat terlarang, kasus pelanggaraan hak asasi manusia dan fenomena lainnya yang terjadi akibat penggunaan teknologi yang ke arah yang negatif.


Keterlibatan Generasi Muda


Dalam kanca sejarah panjang perjuangan menuju kemerdekaan, keterlibatan berbagai elemen adalah kunci utama menuju tujuan utama saat itu yang adalah Kemerdekaan sejati. Kemerdekaan yang dimaksud tentunya terbebas dari hegemoni penjajah, terbebas dari belenggu monopoli negara Belanda maupun Jepang. Tentu disini kami tidak akan membahas tentang keterlibatan setiap elemen-elemen yang dimaksud. Disini lebih tepatnya, secara gamblang kami akan membahas keterlibatan kaum muda dalam merebut garis finish yang di sebut kemerdekaan itu. Kami melihat Keterlibatan kaum muda, tentunya tidak hanya pada gelombang sebelum kemerdekaan. Setelah kemerdekaan pun, kaum muda tak pernah mundur sejengkal pun dalam mempertahankan kemerdekaan maupun merebut kemerdekaan yang mulai di raup oleh kaum-kaum elit bangsa sendiri masa itu.


Pembungkaman secara masal dan ketimpangan ekonomi besar-besaran yang menjadikan kaum muda harus bangun dari kursi empuknya di gedung mewah yang namanya kampus. Mahasiswa yang kita labeli jargon Agent Of Change dan Agent Of Social Control menujukan bahwa label itu bukan hanya sebuah klaim semata. Puncak dari keresahan itu tentunya kita rasakan sekarang, tahun 1998 kita merebut kembali kemerdekaan itu yang beberapa tahun terakhir di jajah oleh kaum sendiri. Tentu kedepan, kita tidak boleh terlalu terlena. Bukan tidak mungkin sebuah kekuasaan yang seiring waktu semakin besar dan masif akan menjajah dan memonopoli bangsa sendiri. Tentu ini bukan hal yang kita inginkan.


Keterlibatan kaum muda hari ini dalam kanca dunia moderen, di tuntut untuk cerdas. Perkembangan teknologi saat ini menjadikan Indonesia sendiri yang notabene sebagai negara dunia ke tiga tentunya menjadi sasaran empuk bagi penyebaran monopoli kekuasaan negara-negara berdompet tebal. Ekspansi investasi besar-besaran tentunya tidak bisa kita nilai dalam penilaian positif semua. Kajiannya tentu secara politis maupun ekologis. Dan tentunya kaum muda sebagai penerima tongkat estafet elit-elit negara di masa depan, punya andil besar dalam mengelola dan mensejahterakan masyarakat banyak.


Pertumbuhan penduduk yang makin melejit, pergolakan zaman yang tentunya kita tidak bisa kita prediksi, segala bentuk ketimpangan yang ada serta perkembangan teknologi digital yang bigitu masif tentu itulah tantangan utama kaum muda di masa depan. Kaum muda Indonesia yang diemban dengan label Bonus Demografi menuju Indonesia emas 2045, adalah tuntutan yang tidak bisa dianggap enteng. Cita-cita dan pengertian bonus demografi adalah sebuah pekerjaan rumah yang besar bagi kaum muda. Katakan saja, sekarang belum bisa kita bilang sebagai bonus, karena PR besarnya belum mulai ada hasil.


Kaum muda hari ini hanyut dalam lambaian dan lantunan nina bobo zaman dengan segala tetek bengeknya. kaum muda hari ini belum bisa kita katakan sebagai poin plus dalam menyongsong Indonesia emas. Sebelun kita berbicara hal yang lebih jauh kita mesti meneropong sesuatu yang akan terjadi pada tahun yang akan datang. Tahun 2024 kita akan bersama sama terlibat dalam kanca konstelasi pemilu, dalam konteks ini  kaum muda punya andil  besar untuk menetukan pemimpin bangsa ini dan kemana arah bangsa ini, karena  kita tau bersama bahwa partisipasi pemilih paling besar pada konstelasi pemilu 2024 berada pada kaum muda. Sehingga ini yang menjadi PR besar untuk kaum muda hari ini sebagai bagian dalam memajukan kehidupan bangsa


Sebagai bahan refeksi, kaum muda harus pandai-pandai dalam menentukan zaman dan lawan di masa depan. Bung Karno pernah berkata, “Musuh kita di zaman dulu adalah bangsa lain, tapi musuh terbesar dan sulit dikalahkan adalah musuh hari ini dan masa depan, yang adalah bangsa sendiri.” Kaum muda adalah aktor utama dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan di masa depan. Pembekalan intelektualitas tentunya boleh dikatakan kunci menuju kemerdekaan. Karena tentu lawan kita bukan mereka yang menodongkan senjata berisi timah panas, tetapi mereka yang mempunyai intelektualitas yang tinggi. Kaum muda adalah penentu kemerdekaan di masa depan, kemerdekaan dari segala persoalan yang ada.

Penulis: Tarsisius Galung dan Pertus Lekson Pandang/Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Unwira Kupang