Notification

×

Jangan Takut dan Malu, Melki Laka Lena Ajak Masyarakat NTT Terbuka Hadapi HIV AIDS

Jumat, 15 September 2023 | September 15, 2023 WIB Last Updated 2023-09-15T06:00:52Z
Wakil ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena sedang memberikan materi kepada masyarakat dalam sosialisasi Germas Bersama Stakeholder Program HIV AIDS. Foto: Gega Making
Kupang, Fakta Line - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Lakalena, bersama dengan mitra kerja dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, telah melaksanakan sosialisasi Germas Bersama Stakeholder Program HIV AIDS. Acara ini berlangsung pada Kamis, 14 September 2023, di Gereja GMIT Jemaat Bukit Sion Manutapen Klasis, Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).


Dalam sosialisasi ini, Kepala Puskesmas Manutapen, dr. Richardo Dedy Gana, menjadi salah satu pemateri yang mengulas bahaya penyakit menular HIV AIDS.


"Penyakit ini telah mengalami penurunan drastis secara global sejak tahun 2012 pada orang dewasa. Indonesia sendiri memiliki target untuk mengatasi penyakit ini hingga tahun 2030, dengan komitmen dan berbagai upaya dari Kementerian Kesehatan serta lembaga terkait. Hampir semua daerah di Indonesia dilanda oleh penyakit HIV AIDS, dan pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar kasus terjadi pada kelompok tertentu, seperti perilaku seksual, penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian, laki-laki seks laki-laki, waria, wanita pekerja seks, dan perempuan yang bukan populasi kunci," kata dr. Richardo Dedy Gana.


Pemerintah Indonesia telah menetapkan target penurunan penyakit menular HIV AIDS sebesar 56% pada tahun 2023. Namun, dr. Richardo Dedy Gana, menjelaskan bahwa kasus penyakit ini tetap menjadi masalah serius, terutama di Kota Kupang, dengan 2074 kasus per Agustus 2023. Laki-laki memiliki risiko tertinggi terkena penyakit ini, terutama dalam hubungan seksual, dan usia 25-40 tahun merupakan kelompok umur yang paling terpengaruh.


"Kecamatan Oebobo dengan 21% dan Alak dengan 16% adalah wilayah-wilayah dengan tingkat kasus tertinggi. Puskesmas Oesapa adalah yang paling banyak menangani pasien HIV AIDS dengan sekitar 337 pasien," ungkapnya.


Pada kesempatan tersebut, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan, dirinya bersama dengan Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat (Dirjen Nakes), Kadis Kesehatan di seluruh Nusa Tenggara Timur (NTT), dan kepala rumah sakit di wilayah tersebut, telah mengadakan pertemuan penting. Dalam pertemuan ini, mereka membahas strategi penanganan tenaga kesehatan di seluruh NTT.


Dalam pertemuan tersebut, ditemukan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan di kota Kupang telah terpenuhi, sedangkan di kabupaten/kota lain masih kurang 50%. Agenda pertemuan ini juga mengedepankan pemahaman dan pencegahan penyakit HIV AIDS.


"Penyakit HIV AIDS, yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan ancaman serius terhadap sistem imun tubuh manusia. Infeksi HIV mampu merusak kemampuan sistem imun dalam melawan benda asing di tubuh, dan pada tahap lanjutnya, bisa menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penyakit ini dapat menular melalui darah (terutama melalui jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring), hubungan seksual tanpa pengaman (vaginal, anal, atau oral), dan dari ibu ke bayi selama proses kehamilan, persalinan, atau menyusui," jelas Wakil Ketua Komisi IX DPR RI ini.


Politisi Golkar yang kerap disapa Melki Laka Lena ini juga menyoroti pentingnya diagnosis medis dalam mengidentifikasi HIV. Gejala seperti flu, demam, sakit tenggorokan, dan kelelahan dapat muncul dalam beberapa minggu setelah infeksi. Namun, kata Melki, penyakit ini seringkali tidak menunjukkan gejala hingga berkembang menjadi AIDS, yang ditandai dengan penurunan berat badan, demam, kelelahan, dan infeksi berulang.


"Penting untuk dicatat bahwa penularan HIV AIDS bukan hanya melalui kontak seksual, tetapi juga dapat terjadi melalui tinta tato, penggunaan jarum suntik yang sama secara bergantian, serta dari ibu hamil ke janin yang dikandung. Data menunjukkan bahwa kasus HIV AIDS saat ini lebih tinggi pada ibu rumah tangga, dan pencegahan penyakit ini bukan hanya tanggung jawab ibu rumah tangga, tetapi juga kalangan mahasiswa dan lingkungan kampus. Aktivitas seks bebas di kalangan anak SMP, SMA, dan mahasiswa di Kota Kupang dinilai sangat tinggi," kata Melki, yang juga Ketua Partai Golkar NTT.


Melki Laka Lena mengajak seluruh masyarakat untuk memahami HIV AIDS dan mengambil tindakan pencegahan yang bijak. Jika seseorang sudah terinfeksi virus ini, penting untuk berbicara terbuka dengan tenaga medis dan tidak merasa malu atau takut. HIV AIDS bukan kutukan, dan stigma harus dihindari. Untuk melindungi diri dan orang terdekat, penting untuk mencari perawatan dan dukungan medis yang tepat.


Dengan kesadaran dan tindakan bersama, diharapkan penyebaran penyakit HIV AIDS dapat ditekan, dan masyarakat NTT dapat hidup lebih sehat dan bebas dari risiko yang tak diinginkan.

Ocep Purek