 |
| Aksi protes alumni Undana Kupang kepada Rektor Undana. Foto: Ocep Purek |
Undana secara resmi mengakui bahwa penulisan nomor akreditasi perguruan tinggi pada ijazah, yaitu 38/SK/BAN-PT/Akred/PT/III/2018, adalah salah dan seharusnya menjadi 121/SK/BAN-PT/Ak/PT/II/2023.
Rektor Undana Kupang, Prof. Dr. drh. Maxs U. E. Sanam, M.Sc, menyampaikan hal ini sebagai respons terhadap kesalahan pada ijazah lulusan periode Juni 2023 (sekitar 1.900 ijazah) dan periode September (2.056 ijazah). Prof Maxs mendorong para alumni yang terkena dampak kesalahan ini untuk melaporkannya, bahkan menyebutkan bahwa perintah pengadilan untuk mencetak ijazah baru bisa menjadi opsi.
Meskipun ada kesalahan penulisan, Prof Maxs menegaskan bahwa seluruh ijazah tersebut masih resmi dan dapat digunakan untuk melamar pekerjaan atau mendaftar sebagai calon pegawai sipil negara (CPNS). Ini karena Penomoran Ijazah Nasional (PIN) milik alumni telah dikeluarkan secara resmi dan diakui oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Prof Maxs mengaku lalai karena menandatangani ribuan ijazah yang ternyata memiliki kesalahan penulisan akreditasi perguruan tinggi (PT). "Karena seluruh dokumen yang diterima telah lebih dahulu diteken oleh para dekan fakultas yang kemudian dilanjutkan kepada saya dan dokumen ijazah yang diserahkan kepada saya itu pun ditandatangani hingga sehari sebelum acara wisuda. Karena pada saat itu dengan adanya tanda tangan dari para dekan sudah meyakinkan saya sehingga dengan terburu-buru saya menandatangani ribuan ijazah itu," jelasnya.
Untuk mengatasi kesalahan ini, kata Rektor Maxs, Undana akan mengeluarkan surat keterangan kesalahan penulisan nomor akreditasi PT. Surat keterangan ini akan memberikan klarifikasi terhadap penulisan yang salah pada ijazah. Meskipun ada kesalahan ini, ribuan ijazah tersebut tetap dianggap sah dan berlaku. Jika terdapat data lain selain akreditasi PT yang salah, akan dilakukan pembetulan dengan mengeluarkan surat keterangan yang sesuai.
Ocep Purek
