Notification

×

Cegah Stunting, BKKBN dan Melki Laka Lena Tekankan Gizi Seimbang dan Sanitasi

Minggu, 02 Juni 2024 | Juni 02, 2024 WIB Last Updated 2024-06-02T05:20:29Z
Foto: Tim Melki Laka Lena
Waingapu, Fakta Line - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur bersama mitra kerja Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Melki Laka Lena menggelar Kampanye Percepatan Stunting Tingkat Kabupaten/Kota di Kabupaten Sumba Timur.


Kampanye tersebut digelar di GKS Pameti Karata Lewa Sumba Timur, Sabtu, 1 Juni 2024.


Hadir dalam kampanye tersebut, Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Mikhael Yance Galmin, Mantan Wakil Bupati Sumba Timur, Umbu Lili Pekuwali, Ketua DPRD Sumba Timur, Ali Oemar Fadaq serta ratusan masyarakat selaku peserta.


Melki Laka Lena dalam kesempatan  mengatakan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan untuk mencegah stunting yakni perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, perbaikan sanitasi dan akses air bersih.


"Kita lihat bersama bahwa masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi dan seringkali tidak beragam, juga dipengaruhi oleh pola asuh yang kurang baik terutama pada aspek perilaku, terutama pada pemberian makan bagi bayi dan Balita," cetus Melki.


Di sisi lain, tambah Melki, stunting juga dipengaruhi dengan rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih.


Ditekankannya, asupan gizi seimbang pada ibu hamil dan balita diperlukan dalam mencegah malnutrisi dan stunting pada anak.


Yang disebut Melki, gizi yang baik adalah pondasi bagi anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.


Sementara Sekretaris Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Mikhael Yance Galmin, dalam kesempatan tersebut mengatakan BKKBN melakukan perang terhadap stunting melalui program bangga kencana.


“Program KB Tidak diarahkan untuk membatasi jumlah anak tetapi diharapkan setiap keluarga memiliki perencanaan dalam mewujudkan keluarga berkualitas termasuk jumlah anak yang dimiliki,” jelas Yance.


Menurut Yance Galmin, BKKBN lebih memainkan peran pada aspek promotif dan preventif terutama menghindarkan ibu dari empat terlalu.


“Terlalu muda yakni tidak nikah dan hamil dibawah 21 tahun. Terlalu dekat, tidak boleh terlalu dekat jarak kelahiran dibawah 3 tahun. Terlalu banyak, tidak boleh hamil lebih dari 3 kali dan terlalu tua. Tidak boleh hamil di atas 35 tahun,” jelas Yance.


Yance Galmin juga menekanankan bahwa untuk mencegah stunting maka harus fokus pada pengasuhan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) karena pertumbuhan sel otak terjadi pada masa emas 1000 HPK. (*)